Nok Ir: Tadarus Kultur
MEMINDAI BUJU' TAMONI
Memindai Buju' Tamoni
perempuan-perempuan muda menyunggi dupa
pada belanga rupa-rupa
dengan taburan garam dan kembang setaman
penanda harapan peradaban
hunjuk ke kuduk leluhur
Para tetua ramai menuai tuah
ajarkan wasiat jaman
pada kalbu ibu
terselip di jantung ungu
pada kebaya koyaknya
seperti porak sebab kilau pukau
usang nyaris terbuang
Akan selalu kurayakan warisan
sorai pada reranting beringin yang menjuntaikan ingin
saling berpasang-pasang bergelantungan
tertanam pada kuali mimpi
penuh asa ari-ari
sampai hilang terjaring matahari
Saat rembulan rendah tenggelam
tanah sunyi menahan rekah
dipijarkannya dian kehidupan
merawat madura sekujur darahnya
Sumenep, 15 September 2019
TAMAN SARE
Dari kuakkan labang mesem
Kuintip tujuh bidadari hinggap di bumi
Bunyi kecipaknya mengitari Taman Sare
Kibas selendang mewarni pelangi
Ia sunggikan tandanan doa-doa
Bagi pemuja rupa muda
Lalu berduyun orang menghantar dupa mantra
Senja ini prasetya kita sua
Menghantar kutipan tresna yang kian melembayung
Arungi hampar tirta Taman Sare nun bertembok tinggi
Teronggok ranum menyebelah Gedong Nagari
Jazirah alam pewaris permaisuri permaisuri
Mengkristal kekal di jantung sanubari
Pintu rendah itu bergeming
Menyila pemungut berkah sorai dari segala arah
Muharram bertandang lengang
Rembulan tumpah memancat setampah
Sumenep, 4 September 2019
* Taman Sare adalah kolam pemandian di Keraton Sumenep yang diperuntukkan bagi permaisuri dan putri-putri raja yang dikelilingi tembok tinggi._
OJHUNG
: Doa Mendoa Peluruh Peluh
Doa mendoa menguntai lara
Linangan mata menelaga duka
Peluh yang luruh berupa keluh
Terpampang panjang pada kemarau kerontang
Jauh di tenggara matahari
Ojhung nan tenar berupa perhelatan permainan
Dua raga bertanding tanpa dengki menyanding
Hasrat dendam terlempar seusai gaung pertikaian
Di kalangan laga pesabung mendedah jantung
Kelelakian berhadapan nyali lelaki
Memasang bidang dada telanjang
Membuang syak wasangka jauh dari lamur pandangan
Terhimpun berpasang-pasang mata menjadi saksi
Juri pelerai tegap berdiri menanda mulai
Intai mengintai badan belakang dengan juntaian rotan
Elak hantaman, tangkis sabetan, hendak cambukan penuh perhitungan
Duhai, niat nan berbongkah
Semarak ojhung hanya kesenangan
Menggadang pergantian musim dengan peluh-peluh asin
Sarat geliat adat taburi wasiat
Doa mendoa luruhkan hujan keberkatan
Sumenep, 16 September 2019
* Ojhung adalah seni bertarung menggunakan tongkat senjata, dalam hal ini adalah rotan kecil, merupakan sebagian budaya Nusantara di tanah Sumenep yang kini kelestariannya sudah mencapai taraf mengkhawatirkan. Ojhung digelar masyarakat sebagai ajang menghunjuk doa keberkahan dan memohon luruh air hujan pada masa kemarau panjang._
OJHUNG
Ajang laga terbuka usir dahaga
Seni membela diri semakin terlempar dari tradisi
Sabung tarung berwasiat adiluhung
Samar lenyap tertelan modernisasi yang kencang menderap
Lokalo lapolo
Tongkat rotan cacing senjata melenting
Serangan sabetan bagian atas tubuh
Larangan mengincar dengan tusukan
Bhukol goni
Membungkus kerucut agar kepala terlindungi
Kerangka sabut kelapa melengkapi
Dalam tudung anyaman rotan wajah sembunyi
Diiring _orkes okol_ melengking nyaring
Ghambang jawatimuran dan dhuk-dhuk mengetuk
Petarung sejati bertelanjang kaki berhadap-hadap nyali
Odheng membalut kepala, tangkis lekat di lengan kiri, stagen panjang terpasang di pinggang
Bhubhuto menengahi
Penentu jawara ketika dada terluka
Mengakhiri tanding seketika tongkat terpelanting
Tiada pemenang, tanpa merasa terhinakan
Segala pulang sebagai saudara, membuang dendam membara
Ojhung selembut lembayung
Sepenuh asa mengalangitkan doadoa
Simbahi bumi dengan hujan nan bercucuran
Sumenep, 17 September 2019
LABANG MESEM
Memojok di timur bagian selatan
Labang Mesem berdiri bersanding taman sare
Jalan masuk nan bersahaja
Menyila pelancong tandang dengan urai senyumnya
Gerbang monumental beratap loteng penjaga
Memantau segala titian kaki dari seluruh ponconiti
Liuk Paseban, Pangadilan Karaton, Gedong Negeri dan bilik bilik pribadi
Labang Mesem nan bersimbah harum
Pintu-pintu teruak penuh santun
Bentang tangan dan tabur mawar menyila datang
Sambut tamu keraton berbunga senyum dikulum
Sumenep, 17 September 2019
* Labang Mesem salah satu dari dua pintu keraton Sumenep yang masih difungsikan dari lima pintu yang disebut ponconiti, diperuntukkan bagi tamu tamu keraton yang berkunjung. Labang Mesem sendiri berarti pintu tersenyum karena masa silam para tamu keraton disambut oleh raja dengan senyum di pintu tersebut._
DHANGGA'
: Athangdhang Magaga'
Dhangga'
Dhang dan Ga'
Athangdhang Magaga
Menarilah dengan gagah
Liuk kehidupan pelaut
Gambar corak laku moyangku
Bersiap menambang, kembangkan layar, mendorong perahu, mendayung, mengendalikan kemudi hingga tujuan dan kembali ke tepian
Sembilan atau bersepuluh penari
Menderap gerakan berpelengkap properti
Sebuah perahu mainan dengan delapan dayung kayu
Empat di kanan empat di kiri
Seorang mudi mengomandoi posisi
Athangdhang Magaga'
Bermula menggerakkan jemari penari melaut
Kayuhi perahu mencari hulu
Kendalikan kemudi sentuh butiran di Gili
Ghem-Paa' Pring Nang anang
Iringan kentrung mengalun lirik magis menggiris
Memanggil riang penari menggemulai hingga usai
Petang mengundang seruan pulang ke pangkuan
Kembhang jhambhu ko'cangko'an
Letakkan lelah rehat sambil berokokan
Tetabuh Nolimaan
Canang bergenderang gemilang
Athangdhang Magaga'
Menarilah dengan gagah
Petuah nasehat terkias dalam tarian
Asa terhajat berkat reksa sempurna
Sumenep, 18 September 2019
* _Tari Dhangga' merupakan salah satu kebudayaan Madura yang berasal dari Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Nama Dhangga' tersebut berasal dari akronim Madura ( kerata biasa ) ialah Athangdhang Magaga' ( Dhang dan Ga' ) yang artinya menari dengan gagah. Sarat dengan teladan kerja keras kehidupan para nelayan._
ROKAT TASE'
Tergelar dengan parade seni tradisi
Aneka ludruk mengisah kehidupan pelaut
Terayakan gilang oleh tetua nenek moyang
Melestari dalam tatanan bestari
Terkisah seorang pesohor
Tengah melaut membuang sauh dan jorang
Terbersit beroleh tangkapan nan melimpah setampah
Terisi tong-tong perigi dengan timbunan mata teri
Jorang jaring terlempar menaut pada karang terumbu
Bibir pantai, lekuk teluk, suar muara tlah tersedia
Dermaga, lampu mercu, sampan tambangan menyedia layanan
Jala nganga meraup ikan tangkapan
Gelepar siripnya merintih pedih pengampunan
Akan membalas imbalan lebih besar
Jika dikembalikan ke asal
Bitek sehimpun siap dilarung
Sedemikian leluasa menampung aneka benda
Mewakili barang milik nelayan mengadu harapan
Kain, hidangan, hasil pertanian hingga hewan peliharaan
Diinapkan untuk tinggali _jaghangan_ selama dua malam
Rokat jaghangan
Rokat nelayan di tempat menambatkan sampan
Tersandar sesaat menanti titipan sesaji
Pada bitek tersusun rapi
Sumenep, 19 September 2019
* Rokat Tasek juga disebut Petik Laut atau Larung Sesaji bagi masyarakat Jawa merupakan peristiwa ritual yang dilakukan para nelayan sebagai bentuk syukur kepada Yang Maha Memberi telah melimpahkan hasil tangkapan ikan di laut._
SAJAK KEPADA JIWAMU NAN LARA
Endapkanlah resah kepada ingatanmu yang dulu
Menjelma kembang pada belantara angan
Dari ingatan akan tiba peringatan
Hingga menyentuh utuhkan segala yang tengah terancang
Darimana jiwa terjaga yang tersebab lupa
Sebuah rupa hanyut lara lapa
Melanjutkan rima nan terbuang hampa
Setawar itukah rasa?
Bahwa hidup sejati adalah sabungan nyali bertubi
Sumenep, 4 September 2019
MEMBUNUH RINDU
Dedaun tresna menyulur julang ke angkasa
Rintikkan gerimis kian ritmis
Membiak suka
Bunga atma rekah di sekujur rindu yang basah
Riangi panorama
Sekedar maya
Berulang-ulang lubuk netraku berlinang
Bukan hanya meratapinya yang kian gamang
Untuk menabur candu
Mencumbuku
Entah pada kemarau yang membadaikah?
Bisa kubunuh kenang
Di mati bujang
Sumenep, 19 Agustus 2019
RAUT DUKA
Sebentang dermaga telanjang di belantara kita
Gemerutuk hingar mengutuk masa silam
Desir angin mengusir sibuk dedaun nyiur
Semati mati renjana
Durja di hampar samudera
"biar kutitip sunyi di sini, agar kelak dapat bersenandung lagi," ratapmu
Sebongkah sipu pongah tergugu
Memilin rupa-rupa kenang dalam balut harapan
Begitu pias raut duka
Tergambar nyata di teritis netra
Berdiam lama
Hingga pagi menyembuhi
Sumenep, 13 Agustus 2019
Post a Comment for "Nok Ir: Tadarus Kultur"